Menu

03. PRODUKSI INFORMASI

Wartawan menangkap informasi-informasi yang menarik dan menawarkan topik-topik bahasan. Saat redaksi memutuskan digarapnya suatu topik atau diulasnya suatu peristiwa, wartawan menentukan sudut pandang, menemukan dan menguji informasi untuk membuat liputan yang akan membekas di hati penonton. Selalu siaga, wartawan terus-menerus mencaritahu informasi terkini lewat berbagai sumbernya. Punya rasa ingin tahu yang besar, ia tahu cara membedakan informasi yang menarik, topik yang belum pernah diangkat. Gigih, ia tahu perkara mana yang harus diikuti perkembangannya berjangka panjang.

DI PIHAK WARTAWAN, MENGHASILKAN INFORMASI PERTAMA-TAMA BERARTI MEGIKUTI AKTUALITA

Wartawan selalu datang ke konferensi redaksi dengan berbagai “tawaran” topik aktualita. Diskusi bersama seluruh redaksi memudahkan penentuan sudut pandang yang paling tepat untuk menggarap suatu topik, serta menempatkannya dalam BTV.

Menemukan cara penggarapan yang berbeda* untuk setiap topik dan unjuk kreativitas menjadi pertambahan nilai yang dipersembahkan oleh wartawan beserta seluruh tim yang menyiapkan BTV. (*berbeda dari media lain, saluran TV lain, tahun-tahun sebelumnya…)

Konferensi redaksi adalah saatnya menjatuhkan pilihan. Bagi setiap topik yang terseleksi untuk BTV, kepala redaksi dapat meminta agar wartawan:

  • Berangkat shooting ke lapangan bersama tim liputan.
  • Membuat bingkai atau narasi dengan gambar dari agensi pers, gambar arsip, atau gambar sintesa.

Kepala redaksi juga dapat memutuskan agar pembawa acara dibiarkan mengulas suatu topik bahasan saat sekuen di studio. Yaitu, dengan atau tanpa gambar penyerta, dengan seorang tamu atau wartawan kronik. Ketika semua keputusan tersebut sudah dibuat, setiap wartawan harus menaati ketentuan-kententuan soal penggarapan berita, soal teknis dan durasi, agar mutu dari BTV-nya terjamin.

LIPUTAN = 1 TOPIK + 1 POKOK BAHASAN

11 September 2001 merupakan peristiwa. Dalam rangka mengulas ulang-tahun ke-10 peristiwa itu, wartawan memikirkan topik-topik yang terperinci (topik = apa yang sudah diketahui, titik tolak dari liputannya). Masing-masing topik bisa diulas lewat berbagai sudut pandang, yang dijadikan patokan bagi wartawan untuk menghasilkan pokok bahasan (pokok bahasan = apa yang belum diketahui, informasinya, pertambahan nilainya):

  • 11 September 2001: kilas-balik fakta dan kejadian, menit demi menit, jam demi jam.
  • 11 September 2001: kesaksian orang-orang Prancis (atau Amerika atau lainnya) yang selamat, 10 tahun kemudian.
  • 11 September 2001: narasi seorang pemadam kebakaran yang menceritakan hari terpanjang sepanjang karirnya.

Wartawan jangan berusaha menyajikan segala macam pembahasan. Untuk satu topik, cukup satu pokok bahasan. Penggarapan audiovisual dikatakan berhasil ketika informasi-informasi tersebar dengan baik antara gambar-gambar dan suara-suara. Berarti, harus ada koordinasi yang baik pula antara kameramen, redaktur, dan teknisi montase. Ditambah, koordinasi antara seluruh anggota redaksi dalam seharian itu.

Di pihak pemirsa, informasinya ditangkap dengan baik jika topiknya (titik tolak liputan) menggugah minatnya, jika penggarapan jurnalistik menambat perhatiannya, dan jika pokok bahasan yang disajikan merupakan informasi yang belum pernah diketahuinya.