Menu

01. KONFERENSI REDAKSI

Jurnalisme itu kerja tim. Para pembawa acara perlu tahu berita apa yang akan dibawakan para reporter kepada mereka. Para reporter perlu tahu sudut pandang apa yang hendak dikedepankan oleh redaksi mengenai suatu peristiwa. Kepala redaksi perlu memobilisasi pasukan-pasukannya dan mengorganisir pekerjaan redaksi. Konferensi redaksi merupakan saat di mana semua orang bertemu untuk bersama-sama memilih dan menyeleksi topik-topik hari itu.

Biasanya, kantor radio mengadakan tiga kali konferensi redaksi setiap hari.

Konferensi pagi, yang paling penting, dimulai langsung setelah siaran berita pagi yaitu pukul 9, untuk menetapkan topik-topik di hari yang bersangkutan. Konferensi berikutnya diadakan pada siang harinya untuk membahas perkembangan aktualita terkini dan membuat penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Konferensi terakhir, di waktu petang setelah siaran berita terakhir di hari itu dan sebelum edisi malam, untuk mengumpulkan elemen-elemen materi dan menyiapkan edisi pagi esok harinya.

Lamanya konferensi redaksi itu terbatas.

Para peserta harus disiplin dan saling menghargai. Ini bukan ajang kumpul-kumpul untuk berbincang kesana-kemari. Waktu konferensi dibatasi antara 45 menit sampai satu jam, agar para reporter bisa segera berangkat ke lapangan dan para pembawa acara menyiapkan siaran berita.

Metode untuk memimpin konferensi.

Metode pertama, yang otoriter, yaitu kepala redaksi datang membawa daftar topiknya untuk dibagi-bagi kepada tim.

Yang kedua itu sesuai dengan gaya manajemen moderen. Berangkat dari gagasan-gagasan dari para wartawan dan pendapat mereka mengenai aktualita. Kemudian, buatlah penyesuaian menurut hal-hal yang tidak bisa digeser, seperti: janji temu yang sudah ditetapkan, konferensi pers, investigasi yang sedang dikejar.

Contoh: konferensi pagi.

Pukul 9, seluruh wartawan yang direncanakan untuk ikut hadir di sana. Harus datang tepat waktu.

Tahap pertama:

Kesempatan bicara pertama diberikan kepada para penyiar siaran pagi untuk tinjauan kritis terhadap topik-topik edisi pagi: apakah liputannya memuaskan, apakah ada yang terlewatkan, bagaimana memperbaikinya…?

Lalu kesempatan bicara untuk para wartawan dan kepala redaksi untuk analisis kilat.

Semuanya cukup 10 menit, tanpa konflik, tanpa banyak cincong.

Tahap kedua:

Tanya pendapat: para wartawan mengemukakan berbagai gagasan dan pandangan mereka perihal aktualita terbaru hari itu. Sebaiknya ada papan tulis putih besar yang dapat dihapus, tempat mencatat ide-ide tersebut ketika sedang diutarakan. Jadi, semua hadirin bisa lihat.

Konfrontasi dengan agenda hari itu, pilih mana yang harus diprioritaskan, mana yang akan dikembangkan nanti.

Poin terakhir, yang paling lama: seleksi dan pembahasan sudut pandang apa yang hendak diangkat dari topik-topik yang sudah disetujui bersama itu, dan bagaimana (artikel yang dibacakan, liputan yang memuat penggalan wawancara, pembacaan artikel disertai wawancara, tamu)…

Begitu soal-soal di atas sudah diputuskan, setiap orang punya visi lengkap mengenai apa yang bakal dikerjakan hari itu dan sudah bisa berangkat melaksanakan tugasnya. Demikian, motivasi tim dikokohkan lewat dialog dan tukar pikiran ini.

Kedua konferensi redaksi lainnya—siang dan petang—lebih berupa tanya pendapat setiap hadirin secara kilat untuk mengumpulkan dan menyesuaikan berbagai elemen materi.