Menu

03. APA ITU SUDUT PANDANG

Di radio, tidak semua hal sempat disampaikan berhubung waktu siaran berita itu terbatas. Jadi, harus dipilih-pilih. Di sini sudut pandang merujuk pada penggarapan jurnalistik dari sebuah liputan. Untuk satu topik, ada berbagai aspek atau sudut pandang yang dapat dikedepankan oleh sang wartawan. Setiap informasi dapat diangkat, diulas, dipertimbangkan, dilihat melalui sudut pandang yang berbeda-beda. Jadi, sudut pandang ditentukan secara jurnalistik.

Setiap hari, media-media yang saling bersaing menyajikan tema-tema yang penting. Kita bisa lihat, untuk satu topik tertentu pada radio yang berbeda-beda, hasilnya tidaklah sama. Semuanya tergantung pada sudut pandang yang dipilih untuk menggarap beritanya. Jika sudut pandangnya bagus, liputan jadi menarik.

Sudut pandang: jawaban atas berbagai keterbatasan praktis dalam profesi wartawan.

Mustahil menyampaikan seluruh informasi dengan membacakan artikel yang berdurasi satu menit. Wartawan radio menanggung keterbatasan ini dan malah mengubahnya menjadi kartu as-nya. Memilih sudut pandang yang tepat justru menanggulangi terbatasnya waktu yang disediakan bagi liputan anda. Anda juga tidak dilarang untuk menggarap topiknya dari dua sudut pandang yang berlainan: menyampaikan yang pertama saat siaran berita malam dan yang kedua saat siaran berita keesok paginya.

Kapan sudut pandang suatu topik harus ditentukan?

Waktu yang tepat untuk memilih dari sudut pandang mana topiknya hendak digarap, adalah saat konferensi redaksi. Bagaimana masing-masing topik akan digarap, apa yang menarik dari topik ini bagi para pendengar, siapa narasumber yang tepat untuk diwawancarai? Cara terbaik menjawab pertanyaan-pertanyaan ini yaitu dengan membahasnya bersama tim ketika konferensi pagi.

Beberapa contoh sudut pandang.

Misalnya topik berita terkini-nya adalah kebakaran yang melanda suatu kawasan di kota anda, rumah-rumah dan toko-toko dimakan api.

Berikut ini beberapa contoh sudut pandang yang bisa dipilih:

Sudut pandang pertama: kirim reporter ke lokasi kejadian yang akan menelepon saat siaran berita untuk mendeskripsikan bagaimana kebakarannya. Penggarapan: siaran langsung liputan yang dibacakan lewat telepon.

Sudut pandang kedua: laporan kerugian materil dan korban. Berapa yang meninggal, berapa yang terluka, bagaimana penyelamatan dilaksanakan, berapa jalan dan berapa rumah yang kena, dan lain-lain. Penggarapan: penggalan wawancara seorang petugas.

Sudut pandang ketiga: jelaskan apa yang terjadi. Di mana dan kapan kebakarannya dimulai? Apa penyebabnya? Apakah itu kebakaran kriminal atau kecelakaan? Penggarapan: liputan yang dibacakan dari studio.

Kita bisa memilih di antara berbagai sudut pandang yang ada. Bisa juga topiknya digarap dari beberapa sudut pandang yang berlainan, agar pada setiap edisi berita liputannya bervariasi. Jika peristiwanya sangat penting, dalam satu edisi bisa diangkat dari beberapa sudut pandang sekaligus dan membuat liputan khusus.

Prinsip ini berlaku untuk semua peristiwa, politik, budaya, ekonomi, olahraga (liputan yang dibacakan pra-pertandingan, penggalan wawancara pra-pertandingan, laporan pasca-pertandingan, wawancara para pemain, pelatih, liputan analisis…).

Ini juga berlaku dalam hal kasus pengadilan: liputan yang dibacakan untuk mengurai fakta dan kejadiannya, mengulas soal terdakwa, liputan yang dibacakan untuk merangkum sidangnya, liputan yang dibacakan ditambah penggalan-penggalan wawancara pengacara dari kedua belah pihak…