Menu

08. TEKNIK-TEKNIK WAWANCARA

Entah itu siaran langsung dari studio atau di luar saat bertugas meliput, wawancara radio adalah kegiatan yang dipraktekkan setiap hari. Di sinilah letak kekayaannya, yaitu memberikan kesempatan berbicara kepada sebanyak-banyaknya orang. Karena mereka punya sesuatu yang dikatakan, karena mereka menyampaikan informasi. Karena, sebagai politikus, pemimpin perusahaan, seniman, orang biasa... mereka bereaksi terhadap peristiwa yang ada. Radio itu jangan dibuat seperti akuarium, radio itu berhubungan dengan para pendengar. Tetapi, bagaimana cara mewawancarai dengan baik? Berikut ini beberapa aturannya.

Sebelum wawancara

Langkah pertama: menggali, mengenal topiknya, mengenal profil orang di hadapan kita nanti.

Pertanyaan-pertanyaan disiapkan: dibantu dengan catatan, anda bisa melontarkannya dalam urutan yang logis.

Perkenalkan diri anda: yaitu, pada saat di telepon untuk mengatur janji temu maupun saatnya datang hari wawancara. Bilang anda siapa, bekerja untuk siapa, apa yang akan dilakukan dengan hasil wawancara itu (menayangkan beberapa penggalan, sebagian besar, seluruhnya…).

Buatlah tamu merasa nyaman dengan menjelaskan padanya sudut pandang yang dipilih, topik-topik yang hendak diangkat.

Selama wawancara

Lemparkan pertanyaan yang terbuka: mulailah pertanyaan dengan mengapa atau bagaimana menurut anda… daripada dimulai dengan apakah? Supaya menghindari lawan bicara anda menjawab sekadar iya atau tidak.

Lemparkan satu pertanyaan sekaligus: jika ditanya banyak sekaligus, lawan bicaranya akan menjawab yang terakhir saja dan melupakan yang sebelumnya… begitu pun anda.

Lontarkan pertanyaan saja, jangan mengedepankan posisi anda: anda bukan di sana untuk memihak, berpidato, berkomentar. Tujuan anda adalah memperoleh jawaban-jawaban yang tepat. Dan untuk mencapainya, anda sudah menggodok pertanyaan-pertanyaan yang sejitu mungkin.

Dengarkan jawabannya: karena selalu akan ada keterangan atau penjelasan yang perlu ditanya lebih lanjut.

Kuasai cara memotong dan menginterupsi dengan sopan: salah satu ciri politikus adalah melantur ke mana-mana untuk tidak menjawab. Arahkan mereka kembali ke jalur yang sudah anda tekadkan: obyek dari wawancaranya.

Kuasai cara membantu lawan bicara: ada orang yang tidak suka banyak bicara, atau yang terindimidasi dengan mikrofon. Buatlah mereka merasa nyaman, lontarkan pertanyaan yang sama dengan cara yang berbeda.

Jika lawan bicara tidak menjawab pertanyaan atau jika menjawab dengan pertanyaan juga, artinya pertanyaan anda membuatnya risih atau menyangkut persoalan peka. Jangan ragu untuk menanyakannya ulang dengan tenang. Andalah yang memimpin wawancara.

Beberapa kiat sejawat

Perlihatkan rasa tertarik: memandang mata tamu, mengangguk, mengiyakan…

Tolak jawaban yang dibaca: ada kalanya tamu datang dengan jawaban tertulis. Katakan pada mereka bahwa itu buruk sekali, saat mengudara mereka akan memberi kesan tidak alami, mereka akan tenggelam dalam teks padahal sebenarnya semuanya sudah ada di kepala jadi sudah pasti mereka akan tampil lebih bagus secara lisan tanpa membaca.

Ingatlah tentang montase saat sedang melakukan wawancara: wawancara yang baik adalah yang suaranya diolah dengan bagus.

Sebelum berpamitan, cek dulu rekamannya: dengarkan bagian akhir wawancaranya untuk mengetahui apakah mutu suaranya layak disiarkan nantinya.