Menu

08. MEMBAWAKAN WAWANCARA DENGAN BAIK

Membawakan wawancara berada di jantung pekerjaan sebagai wartawan. Apa pun medianya, praktik macam ini haruslah menghasilkan informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsanya. Permainan tanya-jawab ini merupakan ajang perbincangan yang asimetris. Yang diwawancarai memberikan inti dari informasinya. Yang mewawancarai membatasi lamanya giliran bicaranya pada pertanyaan dan tanggapan yang efisien. Yang diharapkan darinya adalah bagaimana ia mendengarkan dengan baik dan kemampuan mengulangi penuturan narasumber dengan kalimat sendiri.

WARTAWAN MENGELOLA, MENGARAHKAN, DAN MENENTUKAN IRAMA WAWANCARA.

Peran wartawan adalah membawakan wawancara menaati batasan-batasan teknis. Ia harus:

  • 1] Menyampaikan aturan-aturan kepada narasumber:

– Durasi wawancara: waktu yang tersedia (untuk pelaksanaan maupun penayangan)

– Pengoperasian teknis: wawancara siaran langsung atau wawancara montase.

– Acara penayangnya: berita televisi, sajian serba-serbi, dan lain-lain.

  • 2] Mendayagunakan kelebihan narasumber:

– Narasumber biasa “menghadapi mikrofon”, dan menyampaikan penuturan yang sudah disiapkan: wartawan mengemukakan kontradiksi dengan informasi terperinci dan tak terbantahkan yang sudah disiapkan sebelum wawancara.

– Narasumber terintimidasi oleh situasi wawancara atau sedang dalam keadaan shock akibat suatu peristiwa: wartawan mulai dengan pertanyaan sederhana, tertutup (dijawab iya atau tidak), familier (usia, tempat tinggal, nama) dan kalau bisa menggunakan kata-kata yang sama dengan yang sedang diwawancarai. Wartawan harus membantu narasumber tanpa pernah memberikan jawaban atas namanya.

TEKNIK WAWANCARA

1] Jangan menyisipkan jawaban dalam pertanyaannya: pertanyaan mengangkat suatu topik dan jawaban dari narasumber melengkapinya lewat pokok bahasannya. Ketika pertanyaan dari wartawan sudah memuat jawabannya, narasumber tidak dapat menambahkan apa-apa lagi.

2] Ulangi penuturan narasumber dengan kata-kata sendiri untuk pemirsa: pengulangan ini berguna sebagai dasar bagi pertanyaan berikutnya. Jadi, kegunaannya sebagai transisi antara pertanyaan dan jawaban. Selain, dengan menyampaikan ringkasan atas jawaban yang terlalu panjang atau terlalu teknis, wartawan memberikan informasi-informasi yang jelas kepada pemirsa. Jangan sampai mereka merasa ketinggalan atau bingung karena tidak menangkap yang sedang diperbincangkan.

3] Bingkai pertanyaan: berupa kalimat afirmasi yang mendahului pertanyaan. Berisi informasi-informasi yang mempertajam pertanyaan, agar jawaban yang diperoleh kaya akan informasi yang belum diketahui.

Contoh: wawancara Bill Clinton oleh koran Le Monde:

W: Usia anda baru 54 tahun, sedang di puncak segala kemungkinan yang terbuka bagi anda, dengan pengalaman dan kenalan-kenalan paling luar biasa yang bisa dimiliki seseorang, dan anda sebentar lagi meletakkan jabatan. Apa yang akan anda lakukan dengan waktu anda?

4] Gunakan kata kunci di bagian akhir pertanyaan:

Narasumber siap menjawab begitu mendengar kata kunci yang dengan sendirinya meringkas garis besar pertanyaannya. Apa yang ditambahkan oleh wartawan di belakang kata kunci akan memburamkan pertanyaan sehingga menghalangi jawabannya. Contoh:

  • Apa peran anda dalam operasi ini?
  • Dalam operasi ini, apa peran anda?

TULISLAH PERTANYAAN DALAM BENTUK KATA KUNCI

Wartawan mencatat pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kata kunci, di karton kecil atau di telapak tangan, agar mudah dilihat sekilas pandang. Demikian, mikrofon terhindar dari bunyi gesekan kertas, ia pun dapat memandangi narasumber dan berkonsentrasi pada jawabannya.